FEATURE: Bahrani Tukang Urut Keliling Dan Keyakinannya Tentang Rezeki
Sembilan Tahun Bahrani menjalani profesi sebagai tukang pijat keliling di Kota Banjarmasin. Dengan sepeda, ia melaju, menjemput rezeki dari Sang Maha Kuasa. Menemui sesiapa saja yang mau menggunakan jasanya.
Maya Andriani | BANJARMUDA.COM
Bahrani
memang bukan asli orang Banjarmasin, dirinya merupakan warga kelahiran
asal Kandangan, Hulu Sungai Selatan (HSS),.Kalsel.
Berjodoh
dengan orang Banjarmasin, Bahrani kini telah memiliki tiga orang anak
dan tinggal di kawasan Sungai Jingah. Saat ini profesi tukang pijat
menjadi pekerjaan utamanya untuk menghidupi keluarga kecilnya.
Untuk
transportasi ia menggunakan sepeda. Meski bukan terbilang baru lagi
namun masih layak digunakan untuk menemaninya mencari pelanggan.
Bahrani
biasa berkeliling dari wilayah Banjarmasin Utara dan Tengah karena
menurutnya kota seribu sungai ini cukup luas sehingga ia mengambil dua
kawasan tersebut saja.."Saya sudah sembilan tahun bekerja keliling, bisa
meurut dari keturunan orangtua," ujarnya.
Lelaki
paruh baya ini menerangkan, meskipun bayaran yang didapat tidak pasti
dalam sehari, namun ia tetap bersyukur karena masih bisa bekerja untuk
membahagiakan orang tercinta disekelilingnya.
Dalam memberikan jasanya ia tidak mematok harga bayaran atau
seiklasnya saja. Bahkan Bahrani menceritakan dalam melakukan profesi
yang mulia ini, pernah tidak dibayar orang dan ditinggalkan dengan
alasan berbagai macam.
"Saya tidak memasang tarif, seikhlas orang.
kalau tidak ada rezeki di sini pasti akan ada rezeki lain di sana," yakinnya.
Meskipun
tidak muda lagi di usia 39 tahun, ia meyakini dengan tubuh yang sehat,
tetap dapat bekerja hingga tempat terjauh yang pernah ia datangi di
Kabupaten Batola, saat orang memerlukan jasanya.
Karena
menggunakan kayuhan sepeda saja, ia juga sering mendapati saat cuaca
mendung, hujan turun mendadak membasahi sekujur tubuhnya yang cukup
membuat dia kedinginan.
Biasanya ia berangkat
pada pagi hari namun tidak menentu pulangnya. Bahkan bisa sampai larut
malam untuk mengumpulkan pundi rupiah yang dapat dibawa agar asap dapur
rumah tetap mengepul. "Kalau saya pulang malam, besoknya saya turun dari
rumah agak siangan melihat kondisi badan," ungkapnya.
Sering
kali dalam bekerja, ia ditemani anaknya bergoncengan mengayuh sepeda.
Adanya anak dalam hidupnya kata Bahrani menjadi semangatnya untuk terus
berjuang. Dimana saat ini semua anak-anaknya tetap dapat bersekolah
layaknya anak pada umumnya.
Keahlian yang diturunkan orang tuanya ini telah ia geluti sejak
masih bujangan namun tidak seperti sekarang yang sudah cukup banyak
menjadi pelanggannya karena mulai dikenal masyarakat. "Saya biasa
memijat orang capek, masuk angin dan keseleo ringan," ujarnya.
Adapun
bagi pasien yang ia urut bisa dari kalangan anak-anak kecil hingga
laki-laki yang berusia dewasa. Ia pun mengharapkan dalam melakukan
pekerjaan ini selalu diberikan kesehatan dan keselamatan serta ekonomi
yang bisa lebih baik setiap harinya. (maya/sip)
Post a Comment