FEATURE: Kejutan-Kejutan Menggembirakan Mondblume Lewat Lagu Banjarmasin
RILIS - Mondblume feat. The Rooots dalam video clip Banjarmasin.
496 tahun usia kota Banjarmasin, dua bulan lagi. Di sela-sela menjelang ulang tahun kota seribu sungai itu, lagu dan music video berjudul Banjarmasin terbit di platform Youtube, Minggu 17 Juli 2022 kemarin.
Musa Bastara | BANJARMUDA.COM
Adalah Mondblume, bersama sidekick band The Roots, biang keladi dari lagu sarat kegembiraan dan bernuansa modern sekaligus tradisional tersebut.
Banjarmasin merupakan lagu teranyar dan single keempat dari Mondblume, setelah sebelumnya didahului oleh Could You? (2020), Come a Litte Closer (2021), dan Ghosting (2021) yang bisa didengarkan di berbagai platform streaming musik.
Memakai
judul "Banjarmasin", bukan berarti lagu ini penuh dengan
istilah-istilah lokal; sebaliknya, sebagaimana juga lagu sebelumnya,
Mondblume masih mempertahankan lirik full english dan tema yang
seringkali relevan dengan kehidupan masa kini. "Bercerita tentang
cara-cara sederhana untuk bersenang-senang, menikmati hidup di kota
seribu sungai, Banjarmasin," kata Mondblume, solo moniker dari pria asal
Banjarmasin bernama Rofie Sanjaya.
Selain
menggambarkan kota Banjarmasin sebagai latar kota dengan kemegahan
sungainya, pada lirik lagunya Rofie juga menulis beberapa nama
teman-teman pegiat dan pelaku industri yang kerap aktif menggerakkan
serta menghidupkan industri musik di Kalimantan Selatan, terutama
Banjarmasin. Band rock Muram dan komunitas Bilik Bersenyawa, misalnya,
sebagai bentuk apresiasi personal Rofie terhadap mereka.
Proses
kreatif dalam lagu ini diakui Rofie muncul begitu saja di alam bawah
sadar, tanpa direncanakan. Ketika menulis lirik lagu itu, ia sekadar
membayangkan kota Banjarmasin dari sisi kisah-kisah orangtua dulu, di
mana sungai masih lebar dan bertebaran di mana-mana.
Di
antara berita-berita negatif tentang kerusakan alam di Kalimantan
Selatan, dalam lagu ini, Rofie seolah ingin mengasih tahu kepada
kita--jemaat bumi, dan boleh jadi siapa saja--bahwa betapapun sengkarut
dunia ini, masih ada bongkah-bongkahan kecil dari harapan, yang bahkan
acap kita tak sadar terlalu sederhana buat dipikirkan berlarut-larut.
Bahagia bisa dengan cara-cara sederhana, seperti "See the sun kisses the river" atau "Sing and dance all night long/Feel the good vibes, da-di-doo ..." yang tergambar dalam lirik lagu tersebut.
Meski
pesan dalam lagu ini sangat sederhana dan apa adanya, setelah dirilis
pada gala premiere, sebagian pendengar menaruh harapan jika lagu
tersebut kelak bisa menjadi anthem Internasional kunjungan ke
Banjarmasin, di bandara maupun event-event lokal. Paling tidak, kata
mereka, bisa menaikkan kelas di mata kota atau bahkan negara lain.
"Itu sih kami gak naruh ekspetasi gimana gimana, kalo memang iya, buat kami bonus apresiasi atas karyanya," kata Rofie.
"Karena menurutku pribadi, setelah dirilis, karya itu bukan milik aku lagi, tapi milik kita semua, dan dia (lagu) akan menemukan rumah atau pendengar atau penikmatnya sendiri."
Lagu Banjarmasin ini dikemas secara unik, dengan nuansa vintage
sekaligus cita rasa lokal, memadukan instrumen modern dan tradisional
Kalimantan, seperti panting dan babun. Permainan alat musik tradisional
diisi dan dibantu oleh Rizky Tomi.
Unsur
etnik Rofie selipkan selain memang ia rasa tepat, juga lantaran
kegemaran ia dan teman-teman dalam bereksperimen dengan memasukkan
instrumen dan bermacam bunyi di luar alat musik utama, baik eksplorasi
internal atau menggunakan additional player. Hal ni bisa didengar di single pertama Could You? yang diisi dengan gesekan biola, dan bermain-main dengan frekuensi sonar dalam Ghosting.
"Selebihnya, dalam lagu Banjarmasin ini, kami juga ingin memperkenalkan ke banyak orang, kalo Kalimantan juga punya instrumen keren yang bisa ngeblend sama modern things," tambah Rofie.
"Itu
juga sebabnya, mengapa lagunya berbahasa Inggris. Kalo kita sekarang
sudah bisa berbagi di platform yang bisa dinikmati semua orang di
seluruh dunia, kenapa nggak memakai bahasa internasional yang mudah
dimengerti orang banyak biar pesannya sampai?"
Dalam music video
lagu Banjarmasin, dibuka dengan penampilan Rofie dan band The Roots
dalam latar belakang sungai dan hutan penuh tumbuhan rumbia, sebelum
kemudian montase indah tentang gambaran kota Banjarmasin--seperti
kelotok yang terombang-ambing, berkendara asoy dengan motor vespa, atau bersenandung sambil genjrang-genjreng di atap kelotok yang tengah bergerak--berganti-ganti.
Siapa
kira, penggarapan video klip tersebut ternyata hanya memakan waktu satu
hari. Sebagian pengambilan gambar diambil di 10.2 Cafe; sebagian lain
di sungai menuju arah Jembatan Alalak dan jalan sekitar Jalan Brigjend
Hasan Basry saat berkendara dengan motor vespa. Proses editing juga tak
lama. Kedua tugas itu berkat kerja kreatif Rozan dari Future Production.
Mondblume
juga tak sekadar menempuh kerja-kerja internal. Dalam video klip itu
juga diperlihatkan beberapa pelaku industri sampai penikmat: Gorey dari
band Muram dan Ampue dari GNB Production, untuk menyebut dua saja.
Sebagian besar mereka yang disebut dalam lagu ini tak sekadar disebut,
tapi juga ditampilkan.
Debut Mondblume baru dimulai sejak 23 September 2020 bersama band penggiringnya, The Roots. Mondblume berasal dari kata Deutsch Moonflower : spesies bunga morning glory
yang mekar di malam hari dan bentuknya bulat seperti bulan purnama.
Proyek solo moniker berbasis di Banjarmasin ini, memang tak mematok
genre atau subgenre tertentu. Beberapa pendengar bilang pop
eksperimental, tapi lebih populer mengatakan konsep band ini serupa
hidangan prasmanan, atau dalam bahasa sederhananya: "Setiap orang bebas
memilih menu yang mereka suka; kalo suka ambil, kalo gak suka, gapapa."
Tetapi
dalam lagu Banjarmasin sendiri lebih menekankan konsep retro (musik
jadul), di mana inspirasi besar yang mengarah ke sana dapat dicomot dari
musikalitas era tahun 1960-an, masa kejayaan The Beatles, atau Koes
Plus, jika di Indonesia. Ini membikin perbedaan cukup siginifikan yang
dijumpai dari lagu-lagu sebelumnya, di mana seringkali disajikan secara modern rock, folk, dengan nuansa spoken-word.
Inilah yang menjadikan Banjarmasin terdengar lebih segar dengan mampu membentuk senyawa baru yang bergizi.
Penikmat lagu Mondblume, Munir Shadikin mengungkapkan lagu Banjarmasin ini dalam satu kalimat panjang dan padat: "Segar, sederhana tapi nggak alakadar, ear candy, dan elitis."
Menyaksikan
perjalanan Mondblume, membuktikan betapa mewahnya potensi band-band
dari Kalimantan Selatan. Mereka senantiasa memberi kejutan-kejutan
menggembirakan yang membikin kita sadar semesta musik tak sekadar
bertumpu pada ibu kota.
Lantaran
itu, sudah sepatutnya jadi kabar gembira, bahwa lagu Banjarmasin ini,
kata Rofie, menjadi salah satu nomor di album perdana Mondblume
nantinya. Sejauh ini, ada tujuh nomor track yang telah selesai, maka ke
depannya mereka akan masuk studio dan garap materi-materi lain di album.
"Entah tahun ini atau permulaan tahun depan, doakan saja," ujar Rofie. (musa/sip)
foto: youtube channel/mondblume
Post a Comment