FEATURE: Jodi, Perajin Rotan Desa Liyu Balangan, Ingin Karyanya Dikenal di Level Internasional
Berbagai olahan kerajinan tangan berbahan dasar rotan dikembangkan
badan usaha milik desa (BUMDes) Murek Parayo Desa Liyu yang berada di
Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan Provinsi Kalsel.
Maya Andriani,Banjarmasin | BanjarMuda.com
Sudah
sejak dua tahun Jodi mengembangkan usaha rotan menjadi berbagai hasil
kerajinan tangan yang bernilai jual tinggi di pasaran. Dalam
pengembangan usaha ini dirinya bergabung dengan BUMDes Murek Parayo Desa
Liyu yang berdiri sejak tahun 2017.
Anyaman
yang terbuat dari rotan itu, di tangan pengrajin ini bisa menjadi
berbagai macam barang jadi baik itu tas centeng, gelang hingga
dimodifikasi dan dicampur dengan bahan kulit agar menambah nuansa modern
di dalamnya.
Seperti halnya tas, barang yang satu ini dijual dengan harga yang
bervariasi tergantung tingkat kerumitan pengolahannya. "Kalau yang motif
bunga ini, kita jual lebih mahal mulai harga Rp200 ribu, anyaman khas
Desa Liyu," terangnya.
Berbeda lagi dengan gelang yang dihargai Rp25--35 ribu rupiah per
unitnya. "Untuk gelang jenis simpai beda lagi dari harga Rp50 ribu
hingga Rp50 ribu ke atas," jelasnya saat ditemui pada Expo BUMDes di
Atrium Duta Mall Banjarmasin (6/8/2022).
Uniknya
dalam pembuatan ini, para perajin juga menyiapkan bahan rotan mentahnya
untuk kemudian diolah menjadi gelang sesuai ukuran tangan dan keinginan
si pembelinya.
Lelaki berusia 40 tahun ini
menjelaskan untuk mendapatkan bahan rotan harus mengambil di gunung yang
memakan waktu berbulan-bulan lamanya. Untuk prosesnya kata Jodi, rotan
yang didapat harus dikeringkan terlebih dulu.
Setelah
itu, rotan kemudian dibelah dan dirapikan dilanjutkan pewarnaan dan
kembali dikeringkan kembali. "Lalu kita lakukan anyaman pada rotan untuk
kemudian jadi barang jadi dan dijual," jelasnya.
Untuk
pemilihan rotan lanjutnya menggunakan rotan yang sudah tua karena muda
kurang bagus dan tidak kuat untuk dijadikan barang yang akan dipakai.
"Jadi memang harus rotan yang berusia tua," ucapnya.
Saat
ini menurutnya pemasaran kerajinan tradisional Desa Liyu ini masih
sebatas di daerah-daerah. Ia pun mempunyai mimpi agar kedepannya
kerajinan ini bisa dikenal di mata nasional bahkan internasional.
(maya/sip)
Post a Comment