FEATURE: Intan, Warga Kampung Biru Banjarmasin Kembangkan Sabun Minyak Jelantah
Warga Kampung Biru Banjarmasin,
Intan kembangkan pengolahan sabun dari minyak jelantah. Sabun ini telah
dimanfaatkan warga Kampung Biru di Kelurahan Kampung Melayu.
Maya Andriani, Banjarmasin | Banjarmuda.com
Minyak
jelantah yang biasanya tidak digunakan lagi, kini dimanfaatkan warga
menjadi bahan dasar pengolahan sabun. Ditangan Intan minyak jelantah
bisa menjadi olahan sabun mandi, sabun cuci piring termasuk berbagai
souvenir perkawinan dari minyak jelantah.
"Saat
ini di Kampung Biru sudah kami manfaatkan untuk keperluan sehari-hari,"
ujarnya (13/8/2022) ditemui dalam wisata Kampung Banjar pada perayaan
Harjad Ke-72 Provinsi Kalsel di Siring 0 KM.
Menurut perempuan berusia 50 tahun ini, minyak jelantah yang sudah
tidak terpakai biasanya akan dibuang oleh warga dan menimbulkan sampah
pembuangan rumah tangga yang banyak. Dari itu inisiatif menggunakan
bahan tersebut muncul untuk untuk dapat dimanfaatkan kembali oleh warga.
"Kami gunakan ini agar mengurangi pembuangan minyak jelantah," ucapnya.
Intan
menjelaskan cara pembuatannya sampai menjadi sabun, pertama kata dia
yang dilakukan adalah menyiapkan soda kue kemudian diberi air hangat dan
diaduk. Kemudian dicampur dengan minyak jelantah hingga mengental .
Setelah
itu, dapat ditambahkan pewarna alam dari bunga gincu dan bisa juga
menggunakan pewarna lainnya. Kemudian dimasukkan dalam cetakan dan
didinginkan hingga memadat. Waktu yang diperlukan agar sabun padat bisa
memakan waktu hingga empat jam atau bahkan lebih. "Untuk takarannya
antara soda kue dan minyak jelantah satu banding lima," ucapnya.
Lanjutnya,
minyak jelantah yang dapat digunakan menjadi sabun itu adalah bagian
atasnya yang dilakukan penyaringan terlebih dulu. Sedangkan untuk soda
kue fungsinya agar memberi busa pada sabun.
Selain
itu untuk menjadi sabun cair dalam pembuatannya ditambah air yang
banyak. Berbeda dengan pembuatan sabun mandi yang ditambahkan dengan
pewangi.
Meskipun begitu menurutnya olahan ini
belum dilakukan pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan. Namun ia meyakini
saat ini digunakan oleh masyarakat di Kampung Biru terbilang aman dan
tidak ada keluhan.
Dirinya pun berharap
kedepan, ada uluran tangan pihak pemerintah dalam membantu pemasaran dan
pengemasan terlebih untuk merk souvenir yang dijadikan hadiah di
hajatan besar. (maya/sip)
Post a Comment